Rabu, 13 Januari 2016

Kesederhanaan Sebuah Terima Kasih

Posted by at 19:35
Alhamdulillahirabbil'alamiin..Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam.

Mengucap syukur dan terimakasih adalah suatu bentuk perwujudan rasa senang yang mendalam atas apa yang kita peroleh. Kesederhanaan dalam rangkaian kata tersebut memiliki arti yang sangat dalam dan mendasar. Kita sebagai manusia seringkali mengharap untuk memperoleh sesuatu yang diinginkan melalui cara berusaha untuk mendapatkan harapan itu. Tapi kadang-kadang kita lupa untuk sekadar bersyukur dan berterimakasih kepada Siapa yang meluluskan pengharapan itu. Apakah ini karena kesederhanaan dari sebuah kata terima kasih itu?

Segala puji bagi Allah atas kebahagiaan yang selalu ada untuk kami :-)
Rasa syukur dan terima kasih itu diwujudkan dalam banyak hal ketika Sang Pemilik Hidup mewujudkan apa yang diinginkannya. Ketika hari-hari dilewatkan dengan kebahagiaan, apapun itu bentuknya, sungguh itu adalah sebagian kecil dari keberkahan yang diberikanNya kepada kita. Apalagi ketika harapan ini sesuai dengan apa yang diinginkan, betapa sebenarnya kita harus sering-sering mengucap syukur. Bukan hanya di mulut saja, melainkan dari lubuk hati yang paling dalam.

Ketika kita -sebagai laki-laki- dihadapkan dalam tugas besar sebagai kepala keluarga, melatih diri untuk senantiasa mengucap syukur dan terima kasih adalah hal yang mutlak harus dilakukan. Apa lagi yang tidak diberikan olehNya kepada kita melainkan semua yang mampu kita terima? Dia selalu mewujudkan yang kita minta. Ya semuanya. Meskipun tidak dengan serta merta. Nah disinilah kita harus belajar untuk mau terus mempelajari bagaimana bentuk rasa syukur itu terwujud dalam bentuk yang menyenangkan. Entah bagi kita sendiri, keluarga kita, ataupun orang lain di sekitar kita.

Kesederhanaan dari ungkapan inilah yang seharusnya menjadi titik tolak kita untuk selalu ikhlas dalam melakukan sesuatu sehingga rasa syukur itu akan secara otomatis terucap ketika kita memperoleh hasil dari pengharapan itu. Dan untuk bisa melakukan itu, kita harus tetap sederhana dalam menyikapi keberhasilan itu sendiri.

Oleh karenanya, mari sederhanakan diri kita sehingga kita tidak terlalu merasa rumit dan pelit dalam berterimakasih.

Selasa, 12 Januari 2016

Rutinitas

Posted by at 21:35
Rutinitas harian memang terkadang membuat siapapun merasa jengah ketika apa yang dilakukan menjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan. Ya..meskipun itu adalah hal yang rutin dilakukan. Aneh bukan?
Kedengarannya aneh, tapi jika ditelaah agak lebih dalam ternyata sebenarnya tidak. Apalagi jika rutinitas yang dikerjakan itu tidak lebih dari sekedar "katanya dan pokoknya". Dan juklak yang seharusnya (mungkin sudah) tertulis dan tersampaikan, mungkin juga bisa menjadi barang yang ditunggu kehadirannya *nah loh??*. Padahal pekerjaan itu rutin dilakukan lho, dan yang membuat lebih aneh lagi adalah pekerjaan itu kalau bisa jangan dilakukan karena costnya bisa highly increased (contohnya pekerjaan rutin yang bisa terhambat karena ada beberapa tools yang tidak tersedia tapi harus ada, dan untuk mengadakannya maka perusahaan harus melakukan pekerjaan sewa).
Sampai disini mungkin kamu bingung dengan apa yang digambarkan di dua paragraf di atas. Tapi sebelum aku terusin - bagi yang kerja di tempat orang - pernah nggak kamu merasakan sulit untuk melakukan pekerjaan rutin karena terbentur aturan yang dibuat oleh departemen2 yang seharusnya saling mendukung? Padahal apabila satu hal itu tidak dilakukan, maka sebenernya perusahaan tempat kamu bekerja itu bisa aja kena losses, apalagi klo perusahaan itu adalah perusahaan penjual jasa. Tapi karena departemen itu nggak langsung berhubungan dengan costumer, jadi seolah2 (salah satu oknum di..) departemen itu berkata, "ah gpp..toh bukan gw yang kena semprot bohir.."
Tapi sebenernya kondisi ini bisa dihilangkan apabila ada satu bentuk komunikasi yang dinamis dan manis antar departemen. Dan siapa yang punya tanggung jawab seperti itu? Ya siapa lagi kalo bukan si empunya. Memang tidak gampang untuk menyatukan isi kepala banyak orang, apalagi semakin kesini orang2 sudah semakin pintar dan berani. Tapi apapun itu, si empunya tetap harus mau melihat dalam viewing angle yang lebih lebar ke bawah. Gak usah mikir teknis terlalu dalam deh..yang dibutuhkan oleh sebuah perusahaan besar adalah strategi mengelola anak buah. Biar anak buahnya nyaman, aman bekerja, gak mikirin macem2 yang cenderung merugikan perusahaan, gak pasang tampang jilat, dsb dsb maka yang dibutuhkan adalah pengayoman.
So, rutinitas bisa menjadi mengasyikkan apabila bentuk2 yang dinamis tersebut terkelola dengan baik dan tidak terkesan "tanggung jawab gw ini n gw gak peduli sama apa yang lo lakuin". It's not wise, vroh..
Dan bekerja itu bukan main bola.."yang penting bola udah gak di gw" atau "kita harus selesaikan ini cepet, biar bolanya gak di kita".. Eh bung, penonton bisa kena bola liar juga keleess..
Trakhir, belajar adalah mutlak bagi siapapun yang mau move on. Dan rutinitas harian pekerjaan pun tetap harus terus dipelajari. Dan sampai detik ini, aku masih tetep mempelajari bagaimana caranya menyikapi dan menyelami seni rutinitas itu sendiri..

Senin, 11 Januari 2016

Sederhananya Sebuah Alasan

Posted by at 23:26
Yapp..sesederhana-sederhananya melakukan sesuatu adalah menganggap bahwa alasan itu sederhana..*apa sih*

Bermula ketika beberapa hari yang lalu aku main2 ke cubicle-nya Kak Bayu..disitu aku mendadak kepengen punya blog juga. Dan alasannya cukup sederhana..aku kepengen punya blog.. ;p *ada deh*

Dan ternyata sesederhana itu juga aku berhasrat meng-utilisasi sedikit dari langganan kuota-ku yang selama ini sering tau-tau abis buat yutub, fesbuk dan gugling..*gak penting yak*

Tapi paling tidak aku kembali memiliki hasrat untuk mengarang indah dan berani posting di tempat yang banyak orang mungkin lewat dan membaca..*ini juga kalo di index om google*

Dan pendek kata, di jam 23.24 WIB tanggal 11 Januari 2016 aku mau posting ini tulisan..hehehe..*gak penting lagi*


©2012 Arti Kesederhanaan is powered by Blogger - Template designed by Stramaxon - Best SEO Template